SELAMAT DATANG DI JOGJACULTURAL, ANDATELAH MENEMUKAN TEMPAT YANG TEPAT UNTUK MEMPEROLEH INFORMASI DINAMIKA BUDAYA YANG ADA DI JOGJA, KAMI HADIR UNTUK MENAMBAH KHASANAH INFORMASI BUDAYA DEMI KEMAJUAN BUDAYA DI JOGJAKARTA

4/15/13

MERINTIS USAHA SENI KERAJINAN DENGAN MEMANFAATKAN POTENSI BAHAN BAKU LINGKUNGAN

A. Latar Belakang
Kegiatan membuat barang seni kerajinan berawal dari dorongan kebutuhan manusia untuk membuat peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk menunjang kelangsungan hidup. Seni kerajinan menjadi tradisi dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari masih tetap bertahan bahkan ada kecenderungan semakin berkembang. Tidak dapat diingkari bahwa pasar sangat menentukan maju mundurnya seni kerajinan. Karya seni kerajinan umumnya dianggap seni terapan dan dapat diproduksi secara massal dan dalam pengerjaannya melibatkan banyak orang. Seni kerajinan pada akhirnya harus diperhitungkan dalam percaturan tingkat nasional karena menyangkut kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat.
Yogyakarta merupakan pusat kerajinan yang sudah banyak dikenal bukan saja nasional bahkan internasional, para pengrajin yogyakarta dikenal selain tekun juga memiliki kreativitas yang cukup tinggi, hal itu dapat dilihat dari jenis bahan baku dan teknik pengerjaan tetapi juga  jenis karya yang dihasilkan bermunculan karya-karya yang inovatif dengan beragam fungsi atau kegunaan. Tidaklah mengherankan jika seni kerajinan ini sebagai kegiatan ekonomis produktif telah menjadi komoditas andalan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta banyak diminati oleh berbagai konsumen baik dari dalam maupun luar negeri dan telah banyak memberi sumbangan bagi perkembangan perekonomian DIY.
Seni kerajinan merupakan jenis usaha yang telah banyak dijadikan sebagai mata pencaharian dikalangan masyarakat sebagai usaha tetap maupun sebagai usaha sampingan. Sebagai bagian dari tradisi seni budaya, seni kerajinan sebenarnya kita memiliki akar sejarah yang cukup panjang, karena jenis usaha ini telah sejak lama dilakukan di kalangan masyarakat luas secara turun- temurun. Hingga saat ini ada tempat atau daerah tertentu yang masih mempertahankan dan mengembangkan  tradisi pembuatan barang-barang seni kerajinan tertentu, suatu tempat yang dihuni para warganya yang menghasilkan suatu jenis kerajinan tertentu atau disebut sentra kerajinan. Sentra-sentra inilah yang dianggap sebagai pusat tempat pelestarian dan pengembangan seni kerajinan, melalui jenis karya yang dihasilkan tempat atau sentra tersebut  kemudian banyak dikenal oleh kalangan masyarakat luas, misalnya, kerajinan tatah sungging di Desa Pucung dan Gendeng, Kerajinan anyam bambu di desa Muyudan, Kerajinan Perak di Kota Gede, krajinan topeng di Putat dsb.
Penyebaran usaha seni kerajinan ini sangat luas, dari perkotaan hingga di pelosok-pelosok desa dan pegunungan, jenis usaha ini menjadi sandaran pokok penghasilan disamping hasil pertanian, yang nyata-nyata telah memberikan manfaat yang cukup besar bagi perekonomian masyarakat. Mengapa kerajinan begitu melekat dalam kehidupan masyarakat terutama masyarakat pedesaan? Karena jenis usaha seni kerajinan ini dibuat selain untuk memenuhi berbagai kebutuhan juga mempunai prospek yang sangat menjanjikan  sebagai komoditas perdagangan. Untuk mengawali usaha seni kerajinan dapat dilakukan dengan modal relatif kecil, bahkan tidak sedikit orang-orang yang telah memulainya dengan “modal dengkul”. Sehingga siapa pun yang berkeinginan untuk merintis usaha ini tentu akan dapat melakukannya, karena yang diperlukan adalah sumber daya manusia  yang memiliki karakter rajin, ulet dan kreatif.

B. Mengawali Usaha.
Untuk mengawali usaha seni kerajinan sebenarnya tidaklah terlalu sulit, berbeda dengan memulai usaha dengan jenis-jenis usaha lain modal merupakan persayaratan pokok yang harus ada disamping bahan baku, mesin, peralatan dan kelengkapan-kelengkapan lainnya. Tetapi mengawali usaha seni kerajinan bukanlah tanpa masalah sama sekali. Biasanya dalam praktek mengawali usaha seni kerajinan kesulitan yang dihadapi adalah bagaimana menciptakan jenis kerajinan yang akan diproduksi. Menciptakan jenis barang kerajinan ternyata bukan perkara yang mudah, untuk menentukan jenis barang yang akan kita buat saja membutuhkan waktu yang cukup lama karena didahului dengan studi berupa pencarian  informasi, memikirkan dan sibuk dengan berbagai pertimbangan produk apa yang cocok diproduksi. Belum lagi pertimbangan desain yang menyangkut masalah bentuk, bahan, proses produksi dan pemasarannya. Untuk membantu bagi para pemula yang ingin mengawali usaha kerajinan dapat menempuh tahapan langkah-langkah sebagai berikut:


1.      Orientasi potensi lingkungan
Yang dimaksud orientasi lingkungan adalah melakukan studi, pengamatan dan identifikasi sumber bahan baku yang ada dilingkungan. Kalau di daerah pedesaan biasanya bahan baku yang tersedia cukup melimpah. Yang perlu diperhatikan adalah untuk menentukan jenis bahan baku yang digunakan sedapat mungkin mudah didapat dan dapat tersedia dalam waktu yang cukup lama dan harganya relatif murah. Karena yang sering terjadi setelah rintisan ini dapat tumbuh dan berkembang akan terkendala kelangkaan bahan baku, karena makin lama makin berkurang karena dimanfaatkan.

2.      Penentuan teknik pengolahan bahan.
Setelah kita menentukan jenis bahan baku yang akan digunakan, maka tahap selanjutnya adalah menentukan bagaimana penanganan secara teknis dari sejak persiapan bahan baku sampai cara membentuk bahan baku menjadi barang jadi. Untuk diketahui bahwa setiap jenis bahan baku memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedan-perbedaan itu akan menentukan cara proses produksinya, sebagai contoh tanah liat dibutsir, bambu dianyam, kayu dipahat dan seterusnya. Itulah pentingnya kita mengetahui sifat atau karakter bahan baku dengan segala kumungkinannya yang dapat dicapai untuk mencapai bentuk yang unik dan spesifik pula.

3.      Penentuan fungsi dan bentuk barang
Membuat sesuatu barang adalah untuk memenuhi sesuatu kebutuhan, misalnya, barang-barang untuk peralatan rumah tangga, alat permainan, alat pertanian dan pertukangan, dekorasi, cenderamata dan lain sebaginya. Setelah kita tentukan fungsi barang yang akan kita buat, maka langkah selanjutnya adalah menentukan bentuk barang sesuai dengan fungsi barang yang akan kita buat. Untuk membuat jenis barang yang benar-benar baru atau belum kita ketahui sebelumnya biasanya pada tahapan ini memerlukan waktu yang cukup lama dan melelahkan. Seiring dengan upaya pencarian bentuk ini sering kita menemui teknik-teknik baru yang tidak kita perkirakan sebelumnya. Disamping teknik pembentukan berdasarkan pengalaman dapat ditemukan juga peralatan yang paling tepat guna untuk membuat sesuatu bentuk tertentu. Pada tahap ini diperlukan curahan energi imajinasi kreatif dan keyakinan yang kuat kuat dan tidak boleh menyerah untuk menemukan bentuk yang ideal.
4.      Penyempurnaan bentuk
Setelah bentuk kita temukan bukan berarti pekerjaan telah selesai, tetapi masih ada lagi pekerjaan yang tidak kalah penting yakni menyempurnakan berbagai detail yang mungkin masih kurang dan melakukan pengujian apakah barang yang dibuat telah dapat memenuhi fungsinya dengan baik. Pada tahapan ini sebaiknya dibuat beberapa alternatif bentuk produk yang sama, selain berguna untuk memantapkan teknik yang kita temukan juga untuk menguji banding jenis barang dan dengan teknik yang mana yang paling tepat untuk mengahasilkan kualitas barang yang paling optimal.
5.      Penyelesaian akhir
Untuk lebih memaksimalkan hasil ciptaan kita, maka tahapan akhir adalah mengoreksi atau memperhalus tampilan barang, dan apabila memiliki fungsi praktis maka uji fungsi perlu kita lakukan sehingga mempermudah pengoperasian atau penggunaan benda tersebut. Sebagai penyelesaian akhir ini selain ada yang merapikan dan memperhalus barang ang dihasilkan ada juga yang mempertahankan sifat keaslian karakter bahan ada juga yang memberi lapisan (coating) dengan bahan pelapis tertentu selain dapat menambah elok penampilan barang juga dapat melindungi barang dari goresan.Usahakan hasil akhir barang kerajinan terkesan rapi kuat dan menarik atau mengandung nilai seni. Perlu dicatat bahwa fungsi mempunyai peranan yang sangat penting pada produk kerajinan’ fungsi merupakan alat kontrol produk kerajinan, maka apabila fungsinya telah terpenuhi hal-hal lain seperti kekuatan, kerapihan bentuk dan warnanya tinggal mengikuti.
C. Mencari ciri khas
Seni kerajinan diharapkan dapat mencerminkan ciri khas suatu daerah atau tempat tertentu sehingga dapat dikenali dari mana barang tersebut dibuat dan memiliki kualitas produk yang unik dan spesifik yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Untuk itu sebagai orang yang dikaruniai daya kreatif, semestinya kita bisa memanfaatkan dan mengembangkan potensi tersebut dengan mencoba berkreasi menciptakan seni kerajinan yang unik dan khas. Akan lebih baik lagi bila mencipta atau berkreasi  merupakan sesuatu kesadaran dan kebutuhan untuk menyalurkan bakat dan minat kita dalam berkarya cipta benda kerajinan, yang dapat dilakukan dengan bahan yang murah dan cara yang mudah. Tidak ada perbuatan yang sia-sia selama itu dikerjakan dengan serius dan penuh kecintaan. Berkarya cipta seni kerajinan merupakan pekerjaan yang mengsyikkan dan menantang.
Berusaha dalam bidang kerajinan merupakan peluang yang bagus dan menjanjikan. Kita merasa sedih juga banyaknya cenderamata asing yang membanjir di negara kita dengan banyaknya pusat-pusat pertokoan atau mall-mall yang menjual cenderamata bercitarasa asing seperti boneka barby, mobil-mobilan dan mainan anak lainnya.
Di muka telah disebutkan bahwa kerajinan disarankan untuk dapat mencerminkan ciri khas daerah atau obyek wisata tertentu. Pendapat ini tentu ada baiknya juga demi untuk mendukung dan mempopulerkan citra Desa Budaya yang sedang kita perjuangkan sepanjang dapat dilakukan. Karena pada prakteknya membuat yang khas itu bukan perkara yang mudah, dan hanya dengan keyakinan dan kerja keras tidak ada masalah yang tak dapat diselesaikan. Ke khasan ini ada baiknya tidak dipahami sesempit itu, tetapi lebih longgar sehingga dapat memberikan ruang gerak yang bebas dalam berkreasi. Jika ciri khas ini muncul dari sifat alami bahan baku, proses produksi, bentuk yang dihasilkan dan mungkin yang lainnya lagi. Hal itu akan lebih baik dari pada pencarian kekhasan hanya berdasarkan artefak seni budaya lokal  yang pada akhirnya hanya menghasilkan karya-karya miniatur saja.
Dengan demikian jelaslah bagi kita, masih banyak yang kita perbuat untuk mengembangkan seni kerajinan dari aspek ide, bahan, proses sampai pemasarannya. Selain dari itu kita  harus menyadari dan merasa prihatin dikarenakan masih banyak barang-barang seni kerajinan yang ada hingga saat ini yang masih rendah kualitasnya, sehingga tidak mampu bersaing dengan barang-barang kerajinana impor. Tentu itu merupakan pekerjaan yang tidak ringan bagi instansi yang berwenang dan terkait lainnya untuk membinanya. Apalagi tenaga spesialis dalam bidang ini boleh dibilang langka.
Akhirnya dengan segala keterbatasan yang ada semoga sumbangan pemikiran ini dapat menambah wawasan dan motivasi  berkreasi untuk menghasilkan karya-karya seni kerajinan yang kreatif, inovatif dan memiliki potensi pasar yang dapat mendukung program pengembangan   Bina Desa Budaya  yang pada gilirannya mampu menyejahterakan masyarakat pedesaan..

( Sumber : Presentasi Makalah 
Pengelola Desa Budaya Th . 2011 )