A. Latar Belakang
Kegiatan membuat barang seni kerajinan berawal dari dorongan kebutuhan
manusia untuk membuat peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk menunjang
kelangsungan hidup. Seni kerajinan menjadi tradisi dan berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari masih tetap bertahan bahkan ada kecenderungan semakin
berkembang. Tidak dapat diingkari bahwa pasar sangat menentukan maju mundurnya
seni kerajinan. Karya seni kerajinan umumnya dianggap seni terapan dan dapat
diproduksi secara massal dan dalam pengerjaannya melibatkan banyak orang. Seni
kerajinan pada akhirnya harus diperhitungkan dalam percaturan tingkat nasional
karena menyangkut kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat.
Yogyakarta merupakan pusat kerajinan yang sudah banyak dikenal bukan saja
nasional bahkan internasional, para pengrajin yogyakarta dikenal selain tekun
juga memiliki kreativitas yang cukup tinggi, hal itu dapat dilihat dari jenis
bahan baku dan teknik pengerjaan tetapi juga
jenis karya yang dihasilkan bermunculan karya-karya yang inovatif dengan
beragam fungsi atau kegunaan. Tidaklah mengherankan jika seni kerajinan ini
sebagai kegiatan ekonomis produktif telah menjadi komoditas andalan Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta banyak diminati oleh berbagai konsumen baik dari
dalam maupun luar negeri dan telah banyak memberi sumbangan bagi perkembangan
perekonomian DIY.
Seni kerajinan merupakan jenis usaha yang telah banyak dijadikan sebagai
mata pencaharian dikalangan masyarakat sebagai usaha tetap maupun sebagai usaha
sampingan. Sebagai bagian dari tradisi seni budaya, seni kerajinan sebenarnya
kita memiliki akar sejarah yang cukup panjang, karena jenis usaha ini telah
sejak lama dilakukan di kalangan masyarakat luas secara turun- temurun. Hingga
saat ini ada tempat atau daerah tertentu yang masih mempertahankan dan
mengembangkan tradisi pembuatan
barang-barang seni kerajinan tertentu, suatu tempat yang dihuni para warganya
yang menghasilkan suatu jenis kerajinan tertentu atau disebut sentra kerajinan.
Sentra-sentra inilah yang dianggap sebagai pusat tempat pelestarian dan
pengembangan seni kerajinan, melalui jenis karya yang dihasilkan tempat atau
sentra tersebut kemudian banyak dikenal
oleh kalangan masyarakat luas, misalnya, kerajinan tatah sungging di Desa
Pucung dan Gendeng, Kerajinan anyam bambu di desa Muyudan, Kerajinan Perak di
Kota Gede, krajinan topeng di Putat dsb.
Penyebaran usaha seni kerajinan ini sangat luas, dari perkotaan hingga di
pelosok-pelosok desa dan pegunungan, jenis usaha ini menjadi sandaran pokok
penghasilan disamping hasil pertanian, yang nyata-nyata telah memberikan
manfaat yang cukup besar bagi perekonomian masyarakat. Mengapa kerajinan begitu
melekat dalam kehidupan masyarakat terutama masyarakat pedesaan? Karena jenis
usaha seni kerajinan ini dibuat selain untuk memenuhi berbagai kebutuhan juga
mempunai prospek yang sangat menjanjikan
sebagai komoditas perdagangan. Untuk mengawali usaha seni kerajinan
dapat dilakukan dengan modal relatif kecil, bahkan tidak sedikit orang-orang
yang telah memulainya dengan “modal dengkul”. Sehingga siapa pun yang
berkeinginan untuk merintis usaha ini tentu akan dapat melakukannya, karena
yang diperlukan adalah sumber daya manusia yang memiliki karakter rajin, ulet dan
kreatif.
B. Mengawali Usaha.
Untuk mengawali usaha seni kerajinan sebenarnya tidaklah terlalu sulit,
berbeda dengan memulai usaha dengan jenis-jenis usaha lain modal merupakan
persayaratan pokok yang harus ada disamping bahan baku, mesin, peralatan dan
kelengkapan-kelengkapan lainnya. Tetapi mengawali usaha seni kerajinan bukanlah
tanpa masalah sama sekali. Biasanya dalam praktek mengawali usaha seni
kerajinan kesulitan yang dihadapi adalah bagaimana menciptakan jenis kerajinan
yang akan diproduksi. Menciptakan jenis barang kerajinan ternyata bukan perkara
yang mudah, untuk menentukan jenis barang yang akan kita buat saja membutuhkan
waktu yang cukup lama karena didahului dengan studi berupa pencarian informasi, memikirkan dan sibuk dengan
berbagai pertimbangan produk apa yang cocok diproduksi. Belum lagi pertimbangan
desain yang menyangkut masalah bentuk, bahan, proses produksi dan pemasarannya.
Untuk membantu bagi para pemula yang ingin mengawali usaha kerajinan dapat
menempuh tahapan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Orientasi potensi lingkungan
Yang
dimaksud orientasi lingkungan adalah melakukan studi, pengamatan dan
identifikasi sumber bahan baku yang ada dilingkungan. Kalau di daerah pedesaan
biasanya bahan baku yang tersedia cukup melimpah. Yang perlu diperhatikan
adalah untuk menentukan jenis bahan baku yang digunakan sedapat mungkin mudah
didapat dan dapat tersedia dalam waktu yang cukup lama dan harganya relatif
murah. Karena yang sering terjadi setelah rintisan ini dapat tumbuh dan
berkembang akan terkendala kelangkaan bahan baku, karena makin lama makin
berkurang karena dimanfaatkan.
2.
Penentuan teknik pengolahan bahan.
Setelah
kita menentukan jenis bahan baku yang akan digunakan, maka tahap selanjutnya
adalah menentukan bagaimana penanganan secara teknis dari sejak persiapan bahan
baku sampai cara membentuk bahan baku menjadi barang jadi. Untuk diketahui
bahwa setiap jenis bahan baku memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Perbedan-perbedaan itu akan menentukan cara proses produksinya, sebagai contoh
tanah liat dibutsir, bambu dianyam, kayu dipahat dan seterusnya. Itulah
pentingnya kita mengetahui sifat atau karakter bahan baku dengan segala
kumungkinannya yang dapat dicapai untuk mencapai bentuk yang unik dan spesifik
pula.
3.
Penentuan fungsi dan bentuk barang
Membuat
sesuatu barang adalah untuk memenuhi sesuatu kebutuhan, misalnya, barang-barang
untuk peralatan rumah tangga, alat permainan, alat pertanian dan pertukangan, dekorasi,
cenderamata dan lain sebaginya. Setelah kita tentukan fungsi barang yang akan
kita buat, maka langkah selanjutnya adalah menentukan bentuk barang sesuai
dengan fungsi barang yang akan kita buat. Untuk membuat jenis barang yang
benar-benar baru atau belum kita ketahui sebelumnya biasanya pada tahapan ini
memerlukan waktu yang cukup lama dan melelahkan. Seiring dengan upaya pencarian
bentuk ini sering kita menemui teknik-teknik baru yang tidak kita perkirakan
sebelumnya. Disamping teknik pembentukan berdasarkan pengalaman dapat ditemukan
juga peralatan yang paling tepat guna untuk membuat sesuatu bentuk tertentu.
Pada tahap ini diperlukan curahan energi imajinasi kreatif dan keyakinan yang
kuat kuat dan tidak boleh menyerah untuk menemukan bentuk yang ideal.
4.
Penyempurnaan bentuk
Setelah
bentuk kita temukan bukan berarti pekerjaan telah selesai, tetapi masih ada
lagi pekerjaan yang tidak kalah penting yakni menyempurnakan berbagai detail
yang mungkin masih kurang dan melakukan pengujian apakah barang yang dibuat
telah dapat memenuhi fungsinya dengan baik. Pada tahapan ini sebaiknya dibuat
beberapa alternatif bentuk produk yang sama, selain berguna untuk memantapkan
teknik yang kita temukan juga untuk menguji banding jenis barang dan dengan
teknik yang mana yang paling tepat untuk mengahasilkan kualitas barang yang
paling optimal.
5.
Penyelesaian akhir
Untuk
lebih memaksimalkan hasil ciptaan kita, maka tahapan akhir adalah mengoreksi
atau memperhalus tampilan barang, dan apabila memiliki fungsi praktis maka uji
fungsi perlu kita lakukan sehingga mempermudah pengoperasian atau penggunaan
benda tersebut. Sebagai penyelesaian akhir ini selain ada yang merapikan dan
memperhalus barang ang dihasilkan ada juga yang mempertahankan sifat keaslian
karakter bahan ada juga yang memberi lapisan (coating) dengan bahan pelapis tertentu selain dapat menambah elok
penampilan barang juga dapat melindungi barang dari goresan.Usahakan hasil
akhir barang kerajinan terkesan rapi kuat dan menarik atau mengandung nilai
seni. Perlu dicatat bahwa fungsi mempunyai peranan yang sangat penting pada
produk kerajinan’ fungsi merupakan alat kontrol produk kerajinan, maka apabila
fungsinya telah terpenuhi hal-hal lain seperti kekuatan, kerapihan bentuk dan
warnanya tinggal mengikuti.
C. Mencari ciri khas
Seni
kerajinan diharapkan dapat mencerminkan ciri khas suatu daerah atau tempat
tertentu sehingga dapat dikenali dari mana barang tersebut dibuat dan memiliki
kualitas produk yang unik dan spesifik yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
Untuk itu sebagai orang yang dikaruniai daya kreatif, semestinya kita bisa
memanfaatkan dan mengembangkan potensi tersebut dengan mencoba berkreasi
menciptakan seni kerajinan yang unik dan khas. Akan lebih baik lagi bila
mencipta atau berkreasi merupakan
sesuatu kesadaran dan kebutuhan untuk menyalurkan bakat dan minat kita dalam berkarya
cipta benda kerajinan, yang dapat dilakukan dengan bahan yang murah dan cara
yang mudah. Tidak ada perbuatan yang sia-sia selama itu dikerjakan dengan
serius dan penuh kecintaan. Berkarya cipta seni kerajinan merupakan pekerjaan
yang mengsyikkan dan menantang.
Berusaha
dalam bidang kerajinan merupakan peluang yang bagus dan menjanjikan. Kita
merasa sedih juga banyaknya cenderamata asing yang membanjir di negara kita
dengan banyaknya pusat-pusat pertokoan atau mall-mall yang menjual cenderamata
bercitarasa asing seperti boneka barby, mobil-mobilan dan mainan anak lainnya.
Di
muka telah disebutkan bahwa kerajinan disarankan untuk dapat mencerminkan ciri
khas daerah atau obyek wisata tertentu. Pendapat ini tentu ada baiknya juga
demi untuk mendukung dan mempopulerkan citra Desa Budaya yang sedang kita
perjuangkan sepanjang dapat dilakukan. Karena pada prakteknya membuat yang khas
itu bukan perkara yang mudah, dan hanya dengan keyakinan dan kerja keras tidak
ada masalah yang tak dapat diselesaikan. Ke khasan ini ada baiknya tidak
dipahami sesempit itu, tetapi lebih longgar sehingga dapat memberikan ruang
gerak yang bebas dalam berkreasi. Jika ciri khas ini muncul dari sifat alami
bahan baku, proses produksi, bentuk yang dihasilkan dan mungkin yang lainnya
lagi. Hal itu akan lebih baik dari pada pencarian kekhasan hanya berdasarkan
artefak seni budaya lokal yang pada
akhirnya hanya menghasilkan karya-karya miniatur saja.
Dengan
demikian jelaslah bagi kita, masih banyak yang kita perbuat untuk mengembangkan
seni kerajinan dari aspek ide, bahan, proses sampai pemasarannya. Selain dari
itu kita harus menyadari dan merasa
prihatin dikarenakan masih banyak barang-barang seni kerajinan yang ada hingga
saat ini yang masih rendah kualitasnya, sehingga tidak mampu bersaing dengan
barang-barang kerajinana impor. Tentu itu merupakan pekerjaan yang tidak ringan
bagi instansi yang berwenang dan terkait lainnya untuk membinanya. Apalagi
tenaga spesialis dalam bidang ini boleh dibilang langka.
Akhirnya
dengan segala keterbatasan yang ada semoga sumbangan pemikiran ini dapat
menambah wawasan dan motivasi berkreasi
untuk menghasilkan karya-karya seni kerajinan yang kreatif, inovatif dan
memiliki potensi pasar yang dapat mendukung program pengembangan Bina
Desa Budaya yang pada gilirannya mampu
menyejahterakan masyarakat pedesaan..
( Sumber : Presentasi Makalah
Pengelola Desa Budaya Th . 2011 )